Selasa, 30 Agustus 2011

ini dia fan pagenya 7even icon yang asli gan [Bikin Ngiler]







http://doiop.com/zv77gr

Personel 7 Icons punya kedekatan spesial di luar kapasitas mereka sebagai girlband. Karena kedekatan itu mereka sangat kompak, ke mana-mana selalu bersama. Tinggal di atap yang sama, tidur bareng, bahkan mandi pun mereka bersama-sama.
“Kita semua serumah, bareng. Jadi, kita tidur bareng, mandi bareng, makan bareng. Pokoknya SEMUAnya dijalankan bareng-bareng,” ucap Angela sambil mengerling nakal, saat ditemui di Barcode, Kemang, Jakarta Selatan.

Girlband yang namanya menjadi sangat populer setelah membawakan singel ‘Playboy’ itu, ternyata tidak merasa risih saat melakukan suatu aktivitas yang sama secara bersama-sama seperti mandi atau hal privat lainya. Malahan, mereka sangat senang karena merasa seperti satu keluarga.

Makanya, ke mana pun dan melakukan aktivitas apapun, Linzy, Vanilla, Angela Tee, Grace Wohangara, Natly, Mezty, dan PJ membawa suasana yang ramai. Mereka tidak akan pernah merasa kesepian. Apalagi, masing-masing personel punya sifat cerewet.
“Malahan lebih ramai dari ini biasanya ya. Soalnya, semuanya pada cerewet. Makin malam kita malah makin ramai,” timpal PJ tertawa.




جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ الْفَائِزِيْنَ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُم.
Keluarga Besar Blogger Purwokerto Mengucapkan
Minal Aidin Walfaidzin
"Mohon Maaf Lahir dan Batin"

"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H"

sumber : kaskus.uc

Minggu, 28 Agustus 2011

Cewek Sexi Gak Pake Bra Gan...(Foto)

Just Kidding..

Nih Gan Cewek Sexi Gak Pake Bra..

Penampakannya :





mahooooooooooooooooo




sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10314713

Heboh! Buaya 12m ditemukan di Cisadane


Liat nih gan ada buaya di kali cisadane..


Gede ya gan buayanya! 

Sejumlah anak langit memasang replika buaya sepanjang 12 meter di kali Cisadane, Tangerang, Banten. Minggu (3/4). Kegiatan tersebut merupakan simbol untuk menyadarkan warga agar tidak membuang sampah kekali dengan memasang replika buaya sebagai penjaga kali Cisadane.

sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7917457

Ketampanan Diukur Dari Jari Manisnya

Ketampanan pria diukur dari jari manisnya. Semakin panjang jari manis seorang pria, semakin besar kemungkinan ia menarik di mata wanita. Ini bukan sembarang mitos. Ilmuwan membuktikan secara ilmiah.




Untuk studi ini, Camille Ferdenzi dari University of Geneva, meminta 80 wanita berusia 18 hingga 34 untuk melihat 49 foto pria. Setiap wanita kemudian dimintai penilaian yang berkaitan dengan sifat maskulin dan ketampanan. Ferdenzi juga mengajak sebuah grup wanita yang jumlahnya lebih kecil untuk mendengar suara pria dan mencium aroma tubuh (yang sudah ditempatkan pada kapas).

"Kami ingin tahu apa yang membuat seorang pria begitu menarik," kata Ferdenzi. "Adakah hubungannya dengan kondisi lingkungan janin?"

Hasilnya? Semakin panjang jari manis ketika dibandingkan dengan jari telunjuk, khususnya di tangan kanan, semakin besar pula kemungkinan pria itu dianggap menarik oleh para wanita yang terlibat dalam studi. Perbandingan antara jari manis dan jari telunjuk tersebut berhubungan dengan terpajannya (expose) janin terhadap testosteron. Semakin besar perbedaannya, semakin banyak janin terekspos testosteron. "Kami juga mendapati ketampanan berhubungan dengan simetri pada wajah," kata Ferdenzi.
Para ilmuwan mendapati kalau pilihan para wanita bisa berbeda ketika diminta menilai berdasarkan bau badan dan suara. "Hubungan bau badan, suara, dan panjang jari manis tidak berhubungan langsung. Kemungkinan, karena bau badan dan suara diakibatkan testosteron saat dewasa, bukan sebelum kelahiran," Ferdenzi menjelaskan.

Penelitian yang menyelidiki panjang jari bukan hanya kali ini. Panjang jari berhubungan dengan kemungkinan seseorang terkena penyakit, termasuk kanker prostat. Penyakit itu juga dikenal berhubungan dengan testosteron. Jumlah pajanan hormon sebelum kelahiran juga menentukan kemungkinan seseorang terkena berbagai penyakit, seperti kanker payudara dan osteoartritis.


sumber ; http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8542084

Ketahuan Saat Bikin Blue Film [pict++bb17]

Halo agan2 sekalian, apa kabar? semoga agan sekalian sehat walafiat dan dianugerahi rezeki yang berlimpah.





sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10314770

Sajadah yang bisa menyala jika mengarah ke KIBLAT !!!

Pernah punya pengalaman nginep di hotel atau villa terus bingung nentuin arah kiblat, untung-untung kalo ada penunjuk arah kiblat yang biasanya ada di langit-langit kamar hotel, tapi kalo ga ada gimana ?

Berterima kasih lah kepada Soner Ozenc, yang menciptakan sebuah sajadah yang sangat unik. Apa yang membuat unik? ternyata Sajadah ini bisa mengeluarkan cahaya !, dan cahaya tersebut akan semakin terang apabila arah dari sajadah secara benar menghadap ke kiblat (Mekah). Semakin benar arah kiblat, maka semakin terang sajadahnya.










sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10269233

Sabtu, 27 Agustus 2011

WOW..!! Makanan Plastik Di Restoran 日本 (Jepang)

Menu biasa mungkin cukup untuk pengunjung restoran di seluruh dunia, tapi tidak di Jepang. Di sini, citra/tampilan adalah segalanya sebelum mereka menentukan makan dimana, orang jepang ingin melihat apakah makanan yang mereka ingin pesan sesuai dengan di tampilan menu. Dari situlah makanan tiruan dari plastik diciptakan. Model makanan plastik sudah ada pada tahun 1917, tetapi 1926 barulah sebuah pemilik restoran memutuskan untuk menggunakannya dalam casing kaca, untuk menarik lebih banyak pelanggan. Idenya sangat berhasil dan orang-orang berbondong-bondong datang ketempat-Nya berharap untuk mendapatkan makanan lezat seperti yang ditampilkan di luar. Dalam sekejap, restoran lain mengikuti cara restoran ini dan membuat makanan plastik menjadi industri bisnis yang menguntungkan. Pada tahun 1932, Iwasaki Ryuzo mendirikan sebuah perusahaan yang membuat dan menjual makanan plastik untuk restoran, dan sekarang perusahaan dia adalah yang nomer 1 dibidang ini. Bisnis ini sangat menguntungkan, karena perkiraan menunjukkan pendapatan hampir miliaran yen setiap tahun. Apabila detail bentuk sangat mirip restoran mewah tidak akan segan-segan membayar hingga satu juta yen.


































sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8980915

Pengemis Terkaya Di Indonesia, Pengemis kok mampu beli mobil ?


Bos Pengemis Tinggal Nikmati Hidup

Cak To, begitu dia biasa dipanggil. Besar di keluarga pengemis, berkarir sebagai pengemis, dan sekarang jadi bos puluhan pengemis di Surabaya. Dari jalur minta-minta itu, dia sekarang punya dua sepeda motor, sebuah mobil gagah, dan empat rumah. Berikut kisah hidupnya.

Cak To tak mau nama aslinya dipublikasikan. Dia juga tak mau wajahnya terlihat ketika difoto untuk harian ini. Tapi, Cak To mau bercerita cukup banyak tentang hidup dan ”karir”-nya. Dari anak pasangan pengemis yang ikut mengemis, hingga sekarang menjadi bos bagi sekitar 54 pengemis di Surabaya.

Setelah puluhan tahun mengemis, Cak To sekarang memang bisa lebih menikmati hidup. Sejak 2000, dia tak perlu lagi meminta-minta di jalanan atau perumahan. Cukup mengelola 54 anak buahnya, uang mengalir teratur ke kantong.

Sekarang, setiap hari, dia mengaku mendapatkan pemasukan bersih Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Berarti, dalam sebulan, dia punya pendapatan Rp 6 juta hingga Rp 9 juta.

Cak To sekarang juga sudah punya rumah di kawasan Surabaya Barat, yang didirikan di atas tanah seluas 400 meter persegi. Di kampung halamannya di Madura, Cak To sudah membangun dua rumah lagi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk emak dan bapaknya yang sudah renta. Selain itu, ada satu lagi rumah yang dia bangun di Kota Semarang.

Untuk ke mana-mana, Cak To memiliki dua sepeda motor Honda Supra Fit dan sebuah mobil Honda CR-V kinclong keluaran 2004.

***

Tidak mudah menemui seorang bos pengemis. Ketika menemui wartawan harian ini di tempat yang sudah dijanjikan, Cak To datang menggunakan mobil Honda CR-V-nya yang berwarna biru metalik.

Meski punya mobil yang kinclong, penampilan Cak To memang tidak terlihat seperti ”orang mampu”. Badannya kurus, kulitnya hitam, dengan rambut berombak dan terkesan awut-awutan. Dari gaya bicara, orang juga akan menebak bahwa pria kelahiran 1960 itu tak mengenyam pendidikan cukup. Cak To memang tak pernah menamatkan sekolah dasar.

Dengan bahasa Madura yang sesekali dicampur bahasa Indonesia, pria beranak dua itu mengaku sadar bahwa profesinya akan selalu dicibir orang. Namun, pria asal Bangkalan tersebut tidak peduli. ”Yang penting halal,” ujarnya mantap.

Cak To bercerita, hampir seluruh hidupnya dia jalani sebagai pengemis. Sulung di antara empat bersaudara itu menjalani dunia tersebut sejak sebelum usia sepuluh tahun. Menurtu dia, tidak lama setelah peristiwa pemberontakan G-30-S/PKI.

Maklum, emak dan bapaknya dulu pengemis di Bangkalan. ”Dulu awalnya saya diajak Emak untuk meminta-minta di perempatan,” ungkapnya.

Karena mengemis di Bangkalan kurang ”menjanjikan”, awal 1970-an, Cak To diajak orang tua pindah ke Surabaya. Adik-adiknya tidak ikut, dititipkan di rumah nenek di sebuah desa di sekitar Bangkalan. Tempat tinggal mereka yang pertama adalah di emprean sebuah toko di kawasan Jembatan Merah.

Bertahun-tahun lamanya mereka menjadi pengemis di Surabaya. Ketika remaja, ”bakat” Cak To untuk menjadi bos pengemis mulai terlihat.

Waktu itu, uang yang mereka dapatkan dari meminta-minta sering dirampas preman. Bapak Cak To mulai sakit-sakitan, tak kuasa membela keluarga. Sebagai anak tertua, Cak To-lah yang melawan. ”Saya sering berkelahi untuk mempertahankan uang,” ungkapnya bangga.

Meski berperawakan kurus dan hanya bertinggi badan 155 cm, Cak To berani melawan siapa pun. Dia bahkan tak segan menyerang musuhnya menggunakan pisau jika uangnya dirampas. Karena keberaniannya itulah, pria berambut ikal tersebut lantas disegani di kalangan pengemis. ”Wis tak nampek. Mon la nyalla sebet (Kalau dia bikin gara-gara, langsung saya sabet, Red),” tegasnya.

Selain harus menghadapi preman, pengalaman tidak menyenangkan terjadi ketika dia atau keluarga lain terkena razia petugas Satpol PP. ”Kami berpencar kalau mengemis,” jelasnya.

Kalau ada keluarga yang terkena razia, mau tidak mau mereka harus mengeluarkan uang hingga ratusan ribu untuk membebaskan.

***

Cak To tergolong pengemis yang mau belajar. Bertahun-tahun mengemis, berbagai ”ilmu” dia dapatkan untuk terus meningkatkan penghasilan. Mulai cara berdandan, cara berbicara, cara menghadapi aparat, dan sebagainya.

Makin lama, Cak To menjadi makin senior, hingga menjadi mentor bagi pengemis yang lain. Penghasilannya pun terus meningkat. Pada pertengahan 1990, penghasilan Cak To sudah mencapai Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu per hari. ”Pokoknya sudah enak,” katanya.

Dengan penghasilan yang terus meningkat, Cak To mampu membeli sebuah rumah sederhana di kampungnya. Saat pulang kampung, dia sering membelikan oleh-oleh cukup mewah. ”Saya pernah beli oleh-oleh sebuah tape recorder dan TV 14 inci,” kenangnya.

Saat itulah, Cak To mulai meniti langkah menjadi seorang bos pengemis. Dia mulai mengumpulkan anak buah.

Cerita tentang ”keberhasilan” Cak To menyebar cepat di kampungnya. Empat teman seumuran mengikutinya ke Surabaya. ”Kasihan, panen mereka gagal. Ya sudah, saya ajak saja,” ujarnya enteng.

Sebelum ke Surabaya, Cak To mengajari mereka cara menjadi pengemis yang baik. Pelajaran itu terus dia lanjutkan ketika mereka tinggal di rumah kontrakan di kawasan Surabaya Barat. ”Kali pertama, teman-teman mengaku malu. Tapi, saya meyakinkan bahwa dengan pekerjaan ini, mereka bisa membantu saudara di kampung,” tegasnya.

Karena sudah mengemis sebagai kelompok, mereka pun bagi-bagi wilayah kerja. Ada yang ke perumahan di kawasan Surabaya Selatan, ada yang ke Surabaya Timur.

Agar tidak mencolok, ketika berangkat, mereka berpakaian rapi. Ketika sampai di ”pos khusus”, Cak To dan empat rekannya itu lantas mengganti penampilan. Tampil compang-camping untuk menarik iba dan uang recehan.

Hanya setahun mengemis, kehidupan empat rekan tersebut menunjukkan perbaikan. Mereka tak lagi menumpang di rumah Cak To. Sudah punya kontrakan sendiri-sendiri.

Pada 1996 itu pula, pada usia ke-36, Cak To mengakhiri masa lajang. Dia menyunting seorang gadis di kampungnya. Sejak menikah, kehidupan Cak To terus menunjukkan peningkatan…

***

Setiap tahun, jumlah anak buah Cak To terus bertambah. Semakin banyak anak buah, semakin banyak pula setoran yang mereka berikan kepada Cak To. Makanya, sejak 2000, dia sudah tidak mengemis setiap hari.

Sebenarnya, Cak To tak mau mengungkapkan jumlah setoran yang dia dapatkan setiap hari. Setelah didesak, dia akhirnya mau buka mulut. Yaitu, Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per hari, yang berarti Rp 6 juta hingga Rp 9 juta per bulan.

Menurut Cak To, dia tidak memasang target untuk anak buahnya. Dia hanya minta setoran sukarela. Ada yang setor setiap hari, seminggu sekali, atau sebulan sekali. ”Ya alhamdulillah, anak buah saya masih loyal kepada saya,” ucapnya.

Dari penghasilannya itu, Cak To bahkan mampu memberikan sebagian nafkah kepada masjid dan musala di mana dia singgah. Dia juga tercatat sebagai donatur tetap di sebuah masjid di Gresik. ”Amal itu kan ibadah. Mumpung kita masih hidup, banyaklah beramal,” katanya.

Sekarang, dengan hidup yang sudah tergolong enak itu, Cak To mengaku tinggal mengejar satu hal saja. ”Saya ingin naik haji,” ungkapnya. Bila segalanya lancar, Cak To akan mewujudkan itu pada 2010 nanti…

sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5625112

DORAEMON TAMAT "fanmade" (sedih bgt kisahnya gan Miris.!!)




































sumber: kaskus.us